Dirgahayu Republik Indonesia ke 67. Google hari ini memperingati hari
kemerdekaan Indonesia dengan tema Google doodle berupa perlombaan balap karung
dan makan krupuk yang lekat dengan ciri perayaan HUT RI setiap tanggal
17 Agustus ini.
Kemerdekaan Indonesia, Refleksi yang Selalu Berulang
Kemerdekaan Indonesia yang telah menginjak usia ke-67 di tahun 2012
ini seharusnya sudah mampu membawa bangsa dan rakyat Indonesia ke
jenjang kedewasaan dan kemajuan. Jika memakai analogi kehidupan manusia,
tahun ke-67 tentunya menjadi umur yang sudah tidak muda lagi, bahkan
telah beranjak renta sebelum akhirnya mati dimakan usia.
Bagi bangsa ini, semakin bertambahnya usia kemerdekaan justru semakin
rumit persoalan yang dihadapi dan cara mengatasinya. Alih-alih
bertambah dewasa dan menuai kemajuan, bangsa Indonesia seolah mundur
jauh ke belakang dengan segala problema dan kebobrokan justru yang
semakin menjadi-jadi.
Berbagai persoalan, fisik maupun mental, kian mendera bangsa ini.
Korupsi yang semakin subur, kelakuan pejabat yang semakin bejat, kondisi
politik yang penuh intrik, bahkan hingga urusan sepakbola pun menjadi
ajang pertarungan nafsu demi kepentingan pribadi. Intinya, nyaris
seluruh lini kehidupan di negeri ini tampaknya sudah tidak berada di
jalur yang benar.
Kasus korupsi masih saja menjadi primadona yang tak lekang untuk
dibahas lantaran selalu ada dan terus berulang. Bahkan, pilar-pilar yang
seharusnya berperan penting bagi penegakan hukum dan moral di Indonesia
justru menjadi biang praktek penggelapan uang rakyat.
Yang terbaru dan paling menghebohkan tentu saja kasus korupsi
pengadaan Alquran yang melibatkan oknum pejabat di Departemen Agama RI
dan perkara korupsi simulator SIM yang menyeret nama jenderal di jajaran
Kepolisan.
Apa jadinya negara ini jika pengampu urusan agama dan institusi
penegak hukum justru telah menjual harga diri serta mengabaikan hakikat
mereka sebagai penyangga tegaknya moral bangsa?
Begitu pula dengan penyelewengan yang terjadi di Kejaksaan Agung,
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan seabrek departemen di pemerintahan,
juga rentetan kasus memalukan lainnya, yang sudah membudayakan korupsi
sebagai hal yang seolah-olah dinilai wajar dan dianggap enteng.
Belum lagi kondisi politik yang kian lama justru semakin jauh dari
ideal dan cenderung berwajah kotor. Segala cara digunakan untuk
melanggengkan kekuasaan dan menghabisi lawan-lawan politiknya.
Janji-janji surga pun ditebar untuk membangun simpati rakyat sebelum
kemudian diingkari lagi jika sudah berhasil duduk nyaman di kursi empuk
kekuasaan.
Dengan wajah buram seperti ini, lama-kelamaan rakyat Indonesia akan
benar-benar kehilangan kepercayaan. Seharusnya, di hari kemerdekaan
Indonesia yang ke-67 ini, semua pihak bisa merenung dan kemudian
bertindak lebih baik lagi. Namun bukan sekadar perenungan pepesan
kosong, bukan refleksi tanpa tujuan yang diulang-ulang setiap tahun
tanpa ada perbaikan.
Mungkin, siklus kehidupan manusia bisa menjadi pelajaran dan
penggambaran bagi negeri ini. Dari usia bocah, remaja, dewasa, tua,
hingga kembali menjadi kekanak-kanakan lagi sebelum ajal menjemput.
Saat ini, Indonesia sudah berada di fase kembali ke sifat bocah
kendati usianya telah beranjak renta. Lantas, apakah yang akan terjadi
selanjutnya? Berdasarkan siklus hidup manusia, tahap yang berikutnya
adalah mati dan lantas hancur di dalam kubur!
Tentunya semua elemen bangsa ini harus benar-benar menyadari bahwa
hanya kita yang akan mampu menyelamatkan Indonesia dari kematian atau
kehancuran.
Dirgahayu Republik Indonesia! Kami Bangga menjadi anak INDONESIA...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar