Kisruh
pengadaan pesawat MA-60 milik PT Merpati Nusantara Airlines buatan
Xi’an Aircraft International Company semakin menuai kontroversi. Mulai
dari harga yang terlalu mahal, kualitas barang yang buruk, sampai
negosiasi ulang kontrak yang berlarut-larut. Padahal sebetulnya untuk
kelas pesawat yang sama, PT. DI memiliki jenis pesawat CN 235 yang
kompetitif, sudah teruji kehandalannya dan terpakai oleh beberapa negara
dunia, termasuk diantaranya Amerika.
Berikut 5 pesawat buatan Indonesia di dunia penerbangan modern dilihat dari tipe dan kelasnya. Sebagai catatan beberapa pesawat diantaranya sudah ada yang diproduksi, namun ada juga sekedar prototype yang sudah lulus uji aerodinamika.
1. Pesawat N-2130
N-2130
adalah pesawat jet komuter berkapasitas 80-130 penumpang rancangan
asli IPTN yang sekarang bernama PT Dirgantara Indonesia. Menggunakan
kode N yang berarti Nusantara menunjukkan bahwa desain, produksi dan
perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan Nurtanio, yang
merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan di Indonesia.
Pada
10 November 1995, Presiden Soeharto mengumumkan proyek N-2130.
Soeharto mengajak rakyat Indonesia untuk menjadikan proyek N-2130
sebagai proyek nasional. N-2130 yang diperkirakan akan menelan dana dua
milyar dollar AS itu, akan dibuat secara gotong-royong melalui
penjualan dua juta lembar saham dengan harga pecahan 1.000 dollar AS.
Untuk itu, dibentuklah perusahaan PT. Dua Satu Tiga Puluh (PT DSTP)
untuk melaksanakan proyek besar ini.
Saat
badai krisis moneter 1997 menerpa Indonesia, PT DSTP limbung. Setahun
kemudian akibat adanya ketidakstabilan politik dan penyimpangan
pendanaan, mayoritas pemegang saham melalui RUPSLB (Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa) 15 Desember 1998 meminta PT DSTP untuk melikuidasi
diri. Imbasnya proyek N-2130 menjadi terbengkalai.
2. Pesawat N-250
N-250
adalah pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN atau
PT. DI sekarang. Menggunakan kode N yang berarti Nusantara menunjukkan
bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia
atau bahkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industri
penerbangan di Indonesia. Pesawat ini diberi nama gatotkoco
(Gatotkaca).
Pesawat
ini merupakan primadona IPTN dalam usaha merebut pasar di kelas 50-70
penumpang dengan keunggulan yang dimiliki di kelasnya (saat
diluncurkan pada tahun 1995). Menjadi bintang pameran pada saat
Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng. Namun akhirnya pesawat ini
dihentikan produksinya setelah krisis ekonomi 1997. Rencananya program
N-250 akan dibangun kembali oleh B.J. Habibie setelah mendapatkan
persetujuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan perubahan di
Indonesia yang dianggap demokratis. Namun untuk mengurangi biaya
produksi dan meningkatkan daya saing harga di pasar internasional,
beberapa performa yang dimilikinya dikurangi seperti penurunan
kapasitas mesin, dan direncanakan dihilangkannya Sistem fly-by wire.
3. Pesawat CN-235
CN-235
adalah sebuah pesawat angkut turboprop kelas menengah bermesin dua.
Pesawat ini dirancang bersama antara IPTN Indonesia dan CASA Spanyol.
Pesawat CN-235, saat ini menjadi pesawat paling sukses pemasarannya
dikelasnya.
CN-235
adalah pesawat terbang hasil kerja sama antara IPTN atau Industri
Pesawat Terbang Indonesia (sekarang PT.DI) dengan CASA dari Spanyol.
Kerja sama kedua negara dimulai sejak tahun 1980 dan purwarupa milik
Spanyol pertama kali terbang pada tanggal 11 November 1983, sedangkan
purwarupa milik Indonesia terbang pertama kali pada tanggal 30 Desember
1983. Produksi di kedua negara di mulai pada tanggal Desember 1986.
Varian pertama adalah CN-235 Series 10 dan varian peningkatan CN-235
Seri 100/110 yang menggunakan dua mesin General Electric CT7-9C berdaya
1750 shp bukan jenis CT7-7A berdaya 1700 shp pada model sebelumnya.
4. Pesawat N-219
N-219
adalah pesawat generasi baru, yang dirancang oleh Dirgantara
Indonesia dengan multi sejati multi misi dan tujuan di daerah-daerah
terpencil. N-219 menggabungkan teknologi sistem pesawat yang paling
modern dan canggih dengan mencoba dan terbukti semua logam konstruksi
pesawat terbang. N-219 memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dan
pintu fleksibel efisiensi sistem yang akan digunakan dalam misi multi
transportasi penumpang dan kargo. N-219 akan melakukan uji terbang di
laboratorium uji terowongan angin pada bulan Maret 2010 nanti. Pesawat
N219 baru akan bisa diserahkan kepada kostumer pertamanya untuk
diterbangkan sekira tiga tahun atau empat tahun lagi. N-219 merupakan
pengembangan dari NC-212.
5. Pesawat NC-212
NC-212
Aviocar adalah sebuah pesawat berukuran sedang bermesin turboprop
yang dirancang dan diproduksi di Spanyol untuk kegunaan sipil dan
militer. Pesawat jenis ini juga telah diproduksi di Indonesia di bawah
lisensi oleh PT. Dirgantara Indonesia. Bahkan pada bulan Januari
2008, EADS CASA memutuskan untuk memindahkan seluruh fasilitas
produksi C-212 ke PT. Dirgantara Indonesia di Bandung. PT. Dirgantara
Indonesia adalah satu-satunya perusahaan pesawat yang mempunyai
lisensi untuk membuat pesawat jenis ini di luar pabrik pembuat
utamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar