Ilustrasi hewan langka
Selamat siang semuanya...!!!
Gak kerasa ane udah gak posting artikel lebih dari setahun, maklumlah
sekarang semenjak jadi anak kuliahan ane makin sibuk, hehe..
Sebagai pemanasan karena lama gak posting, ane mau cerita tentang
pengalaman masa kecil (mungkin kurang menarik ya topiknya), tapi jarang-jarang
nih ane nulis pengalaman sendiri, biasanya kan cuma copy-paste blog orang (tapi
dikasih sumbernya loh). Oke kalau gitu gak usah basa-basi lagi, ayo
langsung aja ke TKP...
Waktu itu ane masih SD (lupa kelas berapa). Ane saat itu sama sepupu
ane (sebut saja Eri) mau bikin ketapel (di daerah ane namanya betetan) buat
nge-betet burung liar yang ada di sekitaran rumah buat dipelihara. Pas
ketapelnya udah selesai dibuat, kami nunggu target di bawah pohon rambutan di
depan rumahnya Eri sembari neduh biar gak kepanasan. Lebih dari sejam
kami nunggu tapi gak ada satu pun burung seperti kutilang, emprit, atau pun
perkutut yang melintas.
Beberapa saat kemudian ane liat bajing di pohon kelapa yang tidak jauh
dengan posisi kami. Bajing itu ane perhatikan agak beda dari bajing yang
sering ane liat. Antara kaki depan dan belakang kayak ada kulit yang
bergelambir. Terus pas lompat dari pohon ke pohon kayak terbang gitu dan
jarak lompatannya jauh sekali.
Penampakan bajing yang saya lihat kurang lebih seperti foto dibawah ini :
(Sumber foto : regional.kompas.com)
Karena unik dan gak pernah liat bajing kayak gitu, kami pun mengejarnya
dari pohon ke pohon. Saat hinggap rendah di pohon kelapa, tiba-tiba
disana ada tetangga ane lagi ngebabat rumput liat itu bajing. Terus dia
ambil balok kayu yang ada di sebelahnya dan brakk..k..k, terdengar suara balok
kayu menghantam pohon kelapa dengan kerasnya. Sesaat kemudian terlihat
sesosok bajing yang kami kejar tadi jatuh ke tanah dengan bersimbah
darah. Tetangga ane itu lalu mengamati sebentar bajing tersebut lalu
bergegas pergi meninggalkannya begitu saja. Ane sama Eri langsung mengambil
mahluk tak berdaya ini untuk melihat kondisinya. Tulangnya banyak yg
patah, terus kepalanya pecah dan mengalirkan banyak darah. Beberapa saat
kemudian bajing itu pun tewas dan kami kuburkan di samping rumah Eri karena
dekat dengan TKP. Ane sebenernya menyayangkan kematian hewan itu sebab
ane jarang liat dan pengen sekali memeliharanya.
Beberapa tahun kemudian saat ane udah kenal internet, ane teringat kembali
bajing misterius itu. Ane cobalah browsing sana-sini dan ciri-ciri yang
ane liat itu cocok dengan tupai terbang(ane sebenernya agak bingung beda antara
bajing ama tupai, tetapi kalau saya ingat-ingat dari ciri-cirinya emang lebih
condong ke tupai). Menurut International Union for Conservation (IUCN), Tupai
Terbang Sumatera yang bernama latin Hylopetes winstoni (koreksi jika ane
salah), dinyatakan hewan langka sejak tahun 2006. Kelangkaan terjadi
akibat habitat hewan ini tergusur oleh maraknya penebangan hutan di Sumatera
yang menghilangkan kanopi, yang menjadi tempat tinggal favorit tupai tersebut.
Oh jadi itu tupai terbang toh, beruntung sekali ane bisa lihat hewan tersebut apalagi termasuk kategori langka. Seandainya saja tupai itu gak dibunuh oleh tetangga ane, mungkin sekarang ane atau masyarakat masih bisa lihat keberadaannya. Semoga saja penampakan hewan itu bukan menjadi yang terakhir di tempat ane.
Cie, yg masih aktif nge-blog
BalasHapus