Istilah
idiot sebenarnya sudah tidak dipakai di dunia medis untuk menyebut
anak-anak yang memiliki kelambanan menangkap respons baik secara
motorik, kognitif, sosial dan bahasa. Apa yang menjadi penyebab
keterbelakangan mental atau retardasi mental itu?
Meski
intelligence quotient (IQ) bukan satu-satunya cara untuk mengukur anak
‘idiot’ tapi kebanyakan anak dengan kondisi itu memiliki tingkat
kecerdasan di bawah normal.
Standar
IQ yang normal menurut skala Stanford-Binet adalah di kisaran 85-115.
Hanya 1 persen saja populasi di dunia yang memiliki tingkat IQ di atas
135. Separuh (50%) populasi di dunia memiliki IQ rata-rata di kisaran
90-110, sebesar 25% memiliki IQ di atas rata-rata itu dan 25% populasi
di dunia memiliki IQ di bawahnya.
Orang yang ber-IQ rendah di
bawah 70 dan sulit berkomunikasi dengan orang lain yang biasanya disebut
‘idiot’ atau keterbelakangan mental. Orang-orang seperti ini memiliki
kepribadian yang unik namun dalam kehidupan sosial sering menjadi
olok-olokan di masyarakat.
Seperti dilansir dari keepkidshealthy, ‘idiot’ diklasifikasikan menurut besarnya IQ, yaitu:
1. Ringan
Nilai IQ antara 55-69. Sekitar 85 persen anak ‘idiot’ berada di kisaran ini, dan tergolong yang berpendidikan. Anak-anak tersebut dapat belajar membaca dan menulis hingga kelas 4 atau 5. Mereka relatif hidup mandiri dan bisa bekerja dengan pelatihan khusus.
Nilai IQ antara 55-69. Sekitar 85 persen anak ‘idiot’ berada di kisaran ini, dan tergolong yang berpendidikan. Anak-anak tersebut dapat belajar membaca dan menulis hingga kelas 4 atau 5. Mereka relatif hidup mandiri dan bisa bekerja dengan pelatihan khusus.
2. Sedang
Nilai IQ antara 40-54. Sekitar 10 persen anak ‘idiot’ masuk klasifikasi ini, juga tergolong yang dapat dilatih. Anak-anak ini mungkin memiliki potensi akademik di TK atau kelas 1. Memiliki kemampuan terbatas untuk membaca dan biasanya membutuhkan dukungan dan pengawasan sehari-hari dalam kegiatan hidup, dan bisa bekerja dengan pelatihan khusus.
Nilai IQ antara 40-54. Sekitar 10 persen anak ‘idiot’ masuk klasifikasi ini, juga tergolong yang dapat dilatih. Anak-anak ini mungkin memiliki potensi akademik di TK atau kelas 1. Memiliki kemampuan terbatas untuk membaca dan biasanya membutuhkan dukungan dan pengawasan sehari-hari dalam kegiatan hidup, dan bisa bekerja dengan pelatihan khusus.
3. Parah
Nilai IQ antara 25-39. Sekitar 5 persen anak ‘idiot’ masuk klasifikasi ini. Anak-anak dengan tingkat ini tampaknya tidak akan mampu belajar membaca dan menulis, tetapi mungkin bisa ke toilet sendiri dengan dilatih dan berpakaian dengan dibantu. Mereka biasanya membutuhkan pengawasan dan dukungan total untuk kegiatan kehidupan sehari-hari.
Nilai IQ antara 25-39. Sekitar 5 persen anak ‘idiot’ masuk klasifikasi ini. Anak-anak dengan tingkat ini tampaknya tidak akan mampu belajar membaca dan menulis, tetapi mungkin bisa ke toilet sendiri dengan dilatih dan berpakaian dengan dibantu. Mereka biasanya membutuhkan pengawasan dan dukungan total untuk kegiatan kehidupan sehari-hari.
4. Mendalam
Nilai IQ di bawah 24, dan kurang dari 1 persen anak ‘idiot’ yang berada di klasifikasi ini.
Nilai IQ di bawah 24, dan kurang dari 1 persen anak ‘idiot’ yang berada di klasifikasi ini.
Namun
sebuah sistem klasifikasi lebih baru dikembangkan pada tahun 1992 yang
tidak didasarkan pada nilai IQ. Pengelompokkan anak keterbelakangan
mental didasarkan pada jumlah dukungan dan pengawasan terhadap kebutuhan
individu yaitu intermittent, limited, extensive dan pervasive.
Ada banyak hal yang menjadi pemicu anak mengalami ‘idiot’. Biasanya dikelompokkan menjadi:
1. Prenatal (sebelum lahir)
Disebabkan oleh:
- Kelainan kromosom, termasuk sindrom Fragile X
- Cacat gen
- Terkena racun atau infeksi selama kehamilan
2. Perinatal
Disebabkan oleh:
- Lahir prematur
- Komplikasi infeksi
Disebabkan oleh:
- Kelainan kromosom, termasuk sindrom Fragile X
- Cacat gen
- Terkena racun atau infeksi selama kehamilan
2. Perinatal
Disebabkan oleh:
- Lahir prematur
- Komplikasi infeksi
3. Postnatal (setelah lahir)
Disebabkan oleh:
- Infeksi
- Keracunan
- Gangguan metabolisme
- Trauma kepala
Disebabkan oleh:
- Infeksi
- Keracunan
- Gangguan metabolisme
- Trauma kepala
Lebih
dari setengah anak ‘idiot’ ringan tidak dapat diidentifikasi
penyebabnya, tetapi ‘idiot’ berat jauh lebih mungkin ditemukan
penyebabnya, dengan kemungkinan sekitar 75 persen. Tes untuk
mengidentifikasikan penyebab ‘idiot’ tergantung pada kondisi di
penderita.
Pengujian biasanya terbatas pada analisa kromosom untuk
Down Sindrom atau sindrom Fragile X. Atau lebih dalam lagi dapat
dilakukan pengujian dengan MRI otak. Pengujian akan meliputi tes
psikologis untuk mengevaluasi tingkat IQ dan fungsinya.
Penyebab umum ‘idiot’, meliputi:
1. Down syndrome
Merupakan penyebab yang paling umum dari ‘idiot’ sedang hingga parah.
Merupakan penyebab yang paling umum dari ‘idiot’ sedang hingga parah.
2. Fragile X syndrome
Ini merupakan penyebab paling umum dari ‘idiot’.
Ini merupakan penyebab paling umum dari ‘idiot’.
3. Rett syndrome
Sindrom ini hanya berpengaruh pada perempuan.
Sindrom ini hanya berpengaruh pada perempuan.
Gejala
anak yang mengalami idiot dapat sangat bervariasi, tergantung pada
penyebab dan beratnya. Secara umum, kebanyakan tanpa bukti fisik seperti
bayi dengan Down sindrom yang diduga menderita ‘idiot’ ketika mereka
tidak memenuhi tahap perkembangan sesuai dengan usianya. Beberapa anak
dengan ‘idiot’ ringan tidak teridentifikasi sampai mereka mulai
bersekolah.
Pengobatannya tergantung pada penyebab tetapi secara
umum tidak ada obat untuk ‘idiot’. Perawatan hanya dimaksudkan untuk
mengajarkan keterampilan yang diperlukan untuk memaksimalkan bagaimana
mereka dapat mandiri. Anak-anak yang mengalami keterbelakangan mental
mungkin memiliki kondisi lainnya juga seperti autisme, ADHD
(Attention-Deficit Hyperactivity Disorder), gangguan kecemasan, depresi,
obcessive compulsive disorder, cerebral palsy, epilepsi, hyrocephalus,
dan spina bifida, dan masalah tingkah laku. Jika ada, kondisi-kondisi
tersebut harus ditanggapi secara baik.
Masa-masa mengandung ibu hamil dan konsumsi makanan bergizi bisa mencegah lahirnya anak keterbelakangan mental. Anak-anak dalam kondisi seperti ini banyak yang bisa melewati hidupnya dengan baik karena memiliki keterampilan yang cukup yang bisa didapat dari sekolah-sekolah khusus.
Masa-masa mengandung ibu hamil dan konsumsi makanan bergizi bisa mencegah lahirnya anak keterbelakangan mental. Anak-anak dalam kondisi seperti ini banyak yang bisa melewati hidupnya dengan baik karena memiliki keterampilan yang cukup yang bisa didapat dari sekolah-sekolah khusus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar