Andrew Darwis pendiri KASKUS.
Jika kita melihat foto orang di atas
mungkin banyak yang kurang tau tetapi begitu melihat tulisan di
belakangnya pasti tau dong,, yap KASKUS "the largest indonesian
community".
Lalu siapa orang yang berdiri di
depan tulisan itu? dialah Andrew Darwis pendiri KASKUS.
Kaskus sendiri, yang merupakan
singkatan dari Kasak Kusuk, bermula dari sekedar hobi dari komunitas
kecil yang kemudian berkembang hingga saat ini. Kaskus dikunjungi sedikitnya
oleh 900 ribu orang, dengan jumlah page view melebihi 15.000.000 setiap
harinya.Hingga bulan September 2011, Kaskus sudah mempunyai lebih dari 552 juta
posting.
Halaman utama
KasKus.co.id
Kaskus dilahirkan Andrew -pria
yang akrab dipanggil mimin oleh anggota kaskus ini- ketika kuliah di jurusan
Multimedia & Web Design, Art Institue of Seattle. Andrew membuat situs ini
sebagai tugas kuliahnya pada 6 November 1999. Teman-teman sekelasnya umumnya
membuat situs pribadi untuk memamerkan kegiatan outdoor atau hobi
masing-masing.” Mereka yang suka naik gunung, olahraga, atau hobi lain memajang
foto-foto kegiatan mereka di situs pribadi,” kenang anak kedua dari empat
bersaudara pasangan Antonius Darwis dan Nancy Amidjoyo ini. Pria 30 tahun ini
tidak bisa membuat situs serupa karena mengaku tidak piawai di lapangan
olahraga atau memiliki hobi outing. Karena itu, muncul ide membuat portal
berita yang dilengkapi forum komunikasi sebagai tugas kuliah. Andrew lantas
memutuskan membesarkan Kaskus menjadi protal berita dan forum komunitas
mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat, khususnya di Seattle. Namun, dia
kesulitan mencari berita dari Indonesia. “Mencari berita Indonesia di Amerika
ketika itu susahnya minta ampun. Indoensia bisa masuk berita di sana juga kalau
pas ada gempa atau kerusuhan saja,” tuturnya. Karena kesulitan itu, kaskus
akhirnay fokus ke forum komunitas. “Cocok dengan nama
Kaskus yang berarti
kasak-kusuk atau menggosip. Lumayan, member awalnya hanya 10 orang teman
sendiri,” tuturnya. Dalam waktu singkat, anggota kaskus bertambah. Member-nya
mengenal status kaskus ketika itu sebagai situs porno. Ketika itu, forum BB17
(buka-bukaan 17) yang mempertukarkan gambar-gambar panas memang menjadi salah
satu daya tarik utama menjadi member kaskus. Forum itu akhirnya ditutp pada
2008 ketika diberlakukan UU Informasi dan Transaksi Elektronika. “padahal BB17
itu hanya bagian kecil dari Kaskus. Daripada nilai setitik rusak susu
sebelanga, ya sudah, kita tutup saja forum itu,” paparnya.
Awalnya, andrew sempat khawatir penututpan
program BB17 mengurangi jumlah anggotanya yang ketika itu sudah lebih dari 300
ribu orang. “ternyata kekhawatiran itu tidak terbukti. Member malah naik 300
persen karena setelah tidak ada BB17, perempuan bersedia jadi member. Dulu
waktu masih ada BB17, perempuan sedikit sekali,” tutur Master of Computer
Science d I Seattle University ini.
Kini fitur favorit di kaskus adalah
forum jual beli. Dalam forum itu member dapat menjual dan membeli aneka jenis
barang tanpa batas, termasuk jual beli. Dalam forum itu meber dapat menjual dan
membeli aneka jenis barang tanpa batas, termasuk jual-beli organ tubuh seperti
ginjal. Rata-rata seribu transaksi setiap hari. “Saya sendiri pernah pesan ikan
asin dari member di Kalimantan seharga Rp. 30 ribu,” ujarnya lantas tertawa.
Untuk menambah member di Indonesia,
Andrew merekrut sepupunya Ken Dean Lawadinata dan sahabatnya, Danny, menjadi
moderator forum di Indonesia. Ken Kini chief executive officer (CEO) kaskus,
sedangkan Danny kini chief marketing officer (CMO) kaskus.
Modal awal kaskus ketika didirikan
hanyalah biaya sewa server USD 7 per ulan. Belakangan, setelah kebututhan
server dan operasional semakin besar, Andrew dan sejumlah temannya patungan
menyuntukkan modal Rp 800 juta. “Kita patungan lagi biaya launching
besar-besaran. Habis Rp 300 juta,” imbuhnya.
Untuk memodali kaskus, andrew
membongkar tabungannya ketika bekerja sebagai karyawan perpustakaan dan di
sebuah laboratorium komputer di Amerika. “Kerjanya nggak teknik computer. Malah
lebih ke beres-beres komputer, isi tinta, kertas printer. Ya, begitu-begitu
saja,” ungkap pria yang matanya minus 1.5 ini.
Begitu kuliah selesai, Andrew
mendapat pekerjaan di kota yang sama di perusahaan web design Thor loki selama
tiga tahun dengan gaji per bulan USD 1.500. “Gajinya sebetulnya kecil. Karena
standar gaji web design di sana itu minimal USd 3.000. tapi, berhubung cari
kerja susah, ya saya ambil,” terangnya.
Sambil bekerja, Andrew melanjutkan
kuliah S-2 di Seattle University untuk jurusan Computer Science. Setelah lulus,
Andrew pindah kerja dengan membangun portal musik, lyrics.com. bosnya ketika
itu warga keturunan Vietnam yang sudah menjadi warga Negara Amerika Serikat.
Pria 30 tahun ini memutuskan pulang
ke Indonesia 2008 untuk membesarkan kaskus. “Sebenarnya saat itu kalau mau
tinggal di Amerika sudah enak. Sudah punya pekerjaan. Walaupun gaji tidak
besar, cukup untuk kredit rumah dan mobil,” paparnya.
Setahun pertama di Indonesia, Andrew
harus menerima kenyataan tidak menerima gaji setahun, meski dia berhak menerima
gaji Rp 4 juta per bulan. Ini disebabkan kaskus baru bisa mendapat pemasukan
dari iklan pada awal 2009 atau sehatun setelah resmi di launching. “Dulu sulit
sekali mengajak kien beriklan di internet. Saya sampai selalu ikut orang marketing
ke setiap klien yang kita temui,” tuturnya.
Berbagai penghargaan juga
diterima oleh Andrew di antaranya The Best Indonesian Communities for 2005 and
2006 versi Alexa.com dan Wikipedia, dari Microsoft dengan nominasi Kaskus
Indonesia Innovative Top Web Site pada tahun 2008, dan dari Indosat dengan
nominasi Kaskus The Online Inspiring Award.
Kini, kaskus telah memiliki 35
karyawan. Andrew enggan membuka rahasia penghasilan iklan kaskus. Namun, pada
akhir 2008, rata-rata pendapatan iklan kaskus sudah Rp 2-3 miliar per bulan.
“Dulu kendaraan operasional perusahaan itu angkutan umum. Sekarang sudah punya
satu mobil, meski kantornya masih sewa,” tutur Andrew lantas tertawa.
Dengan potensi besarnya, kaskus
telah lama menjadi lirikan investor asing. Raksasa Google dan Yahoo! Dikabarkan
telah menawar kaskus senilai USD 50 juta (sekitar Rp 475 miliar).
Tawaran itu ditampik mentah-mentah oleh Andrew. “Sebenarnya kalau ada yang
berani membeli USD 60 juta saja, saya lepas,” canda pria kelahiran 20 juli
1979 ini.
Andrew tidak memungkiri tawaran yang
datang nilainya sangat besar. Meski demikian, dia harus melihat visi dan misi
perusahaan yang membelinya. “Kalau ternyata visi misinya beda, lebih baik tidak
dijual,” katanya.
Bagi Andrew, melepaskan kaskus boleh
jadi seperti melepaskan sebagian hidupnya. Selama 10 tahun tinggal di Amerika
serikat, pria yang terbilang tampan ini hanya bergaul dengan Komputer dan
internet, tanpa sempat pacaran. “Lagi pula Seattle itu lebih sering hujan,
jadi untung bagi orang yang lebih suka di dalam rungan seperti saya,”
katanya sambi terkekeh.
wouw gituw???
BalasHapusIH, ngiri ya...?? makanya usaha!
Hapus