Jumlah warga menyusut dengan berkurang satu orang tiap 100 detik.
"Jika angka kelahiran terus menurun, lama-lama Hari Anak pada 5 Mei 3011 hanya akan dirayakan seorang anak saja. Seratus detik kemudian, tidak akan ada lagi anak yang tersisa," kata Hiroshi Yoshida, profesor ekonomi di Universitas Tohoku, seperti dimuat Daily Mail Senin 14 Mei 2012.
Menurut Yoshida, angka kelahiran mulai menunjukkan penurunan yang mengkhawatirkan sejak 1975. Saat itu, tingkat kesuburan penduduk Negeri Sakura anjlok hingga di bawah dua.
Pemerintah Jepang memproyeksikan jika angka kelahiran akan menjadi 1,35 anak per wanita dalam 50 tahun, atau berada di bawah standar kesehatan normal. Sementara jumlah penduduk anak berkurang, jumlah lansia akan bertambah.
Ledakan lansia ini membuat pusing para pembuat kebijakan yang harus menyiapkan dana pensiun dalam jumlah besar, sementara jumlah pekerja usia muda terus berkurang.
Sementara itu, produsen popok Unicharm menyatakan, kini penjualan popok dewasa mereka untuk pertama kalinya sedikit melampaui popok bayi sejak 1987.
Angka harapan hidup di Negeri Matahari Terbit selama ini merupakan yang tertinggi di dunia. Namun diharapkan, angkanya meningkat dari 86,39 tahun pada 2010 menjadi 90,93 tahun pada 2060 untuk wanita, dan 79,64 tahun menjadi 84,19 tahun untuk pria. (sj)
sumber : vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar