Senin, 20 Februari 2012

LHO, TERNYATA MASIH HIDUP?

 
BERAKHIRNYA SEBUAH MITOS
Coelacanth ternyata masih hidup! Tim yang menangkap coelacanth hidup pertama di Samudra Hindia pada tanggal 22 Desember 1938 terlihat di sini bersama ikan tersebut
Hingga 70 tahun yang lalu, evolusionis mempunyai fosil ikan yang mereka yakini sebagai "nenek moyang hewan-hewan darat". Namun, perkembangan ilmu pengetahuan meruntuhkan seluruh pernyataan evolusionis tentang ikan ini.
Ketiadaan fosil bentuk peralihan antara ikan dan amfibi adalah fakta yang juga diakui oleh para evolusionis hingga kini. Namun, sampai sekitar 70 tahun yang lalu, fosil ikan yang disebut coelacanth diterima sebagai bentuk peralihan antara ikan dan hewan darat. Evolusionis menyatakan bahwa coelacanth, yang diperkirakan berumur 410 juta tahun, adalah bentuk peralihan yang memiliki paru-paru primitif, otak yang telah berkembang, sistem pencernaan dan peredaran darah yang siap untuk berfungsi di darat, dan bahkan mekanisme berjalan yang primitif. Penafsiran evolusi ini diterima sebagai kebenaran yang tak perlu diperdebatkan lagi di dunia ilmiah hingga akhir tahun 1930-an.
Namun, pada tanggal 22 Desember 1938, penemuan yang sangat menarik terjadi di Samudra Hindia. Seekor ikan dari famili coelacanth, yang sebelumnya diajukan sebagai bentuk peralihan yang telah punah 70 juta tahun yang lalu, berhasil ditangkap hidup-hidup! Tak diragukan lagi, penemuan ikan coelacanth "hidup" ini memberikan pukulan hebat bagi para evolusionis. Ahli paleontologi evolusionis, J. L. B. Smith, mengatakan ia tidak akan terkejut lagi jika bertemu dengan seekor dinosaurus yang masih hidup. (Jean-Jacques Hublin, The Hamlyn Encyclopædia of Prehistoric Animals, New York: The Hamlyn Publishing Group Ltd., 1984, hal. 120) Pada tahun-tahun berikutnya, 200 ekor coelacanth berhasil ditangkap di berbagai tempat berbeda di seluruh dunia.
GAMBAR REKAAN DAN SEEKOR COELACANTH ASLI Hingga diketemukannya spesimen hidup coelacanth, para evolusionis menampilkan ikan ini sebagai nenek moyang dari "semua hewan darat". Gambar sebagaimana di atas dikemukakan sebagai fakta dan ditampilkan pada buku-buku pelajaran. Ketika satu contoh yang masih hidup dari ikan tersebut tertangkap (gambar samping), seluruh pendapat para evolusionis terhempaskan.
Keberadaan coelacanth yang masih hidup mengungkapkan sejauh mana evolusionis dapat mengarang skenario khayalan mereka. Bertentangan dengan pernyataan mereka, coelacanth ternyata tidak memiliki paru-paru primitif dan tidak pula otak yang besar. Organ yang dianggap oleh peneliti evolusionis sebagai paru-paru primitif ternyata hanyalah kantung lemak. (Jacques Millot, "The Coelacanth", Scientific American, Vol 193, December 1955, hal. 39) Terlebih lagi, coelacanth, yang dikatakan sebagai "calon reptil yang sedang bersiap meninggalkan lautan untuk menuju daratan", pada kenyataannya adalah ikan yang hidup di dasar samudra dan tidak pernah mendekati rentang kedalaman 180 meter dari permukaan laut. (Bilim ve Teknik (Science and Technology), November 1998, No. 372, hal. 21)

Sebelum contoh hidup ikan Coelacanth tertangkap, para evolusionis meyakini bahwa ikan ini memiliki organ yang berbentuk separuh sirip dan separuh kaki yang memugkinkannya merangkak di daratan. Ketika coelacanth hidup ini diperiksa, maka diketahui bahwa siripnya tidak memiliki fungsi tambahan seperti itu. Evolusionis mengklaim bahwa ikan tersebut memiliki paru-paru primitif. Kenyataannya, organ yang dianggap sebagai paru-paru primitif ini adalah sebuah kantung lemak. Dinyatakan bahwa struktur otak Coelacanth juga menyerupai yang ada pada hewan darat. Namun, terungkap bahwa otaknya sama sekali tidak berbeda dengan ikan modern.
 
Sumber : Insight-magazine

Tidak ada komentar:

Posting Komentar