Teleskop Hubble
Di Galaksi Bima Sakti atau populer
juga dengan istilah Milky Way, Tata Surya hanyalah potongan kecil. Mungkin,
boleh dibilang, Matahari beserta planet-planet mengorbitinya hanya secuil dari
satu kue tart besar. Jadi, tentu saja kita tidak sendirian. Bukan tak mungkin
ada kehidupan lain selain kehidupan di Bumi.
Galaksi Bima Sakti pun tidak
sendirian. Masih ada ribuan galaksi lain yang ada di alam semesta. Tapi, tidak
pernah ada yang tahu hal itu sebelum ilmuwan menciptakan sebuah perangkat
mutakhir, sebuah teleskop yang mampu mengintip isi alam semesta di sekeliling
Bumi. Perangkat itu bernama Hubble.
Hubble adalah sebuah teleskop luar
angkasa yang berada di orbit Bumi. Namanya diambil dari nama seorang ilmuwan
terkenal Amerika, Edwin Hubble, yang tidak lain adalah penemu hukum Hubble,
yang berlaku di dalam astronomi. Asal Anda tahu, sebagian besar benda-benda
angkasa yang berhasil diidentifikasi sampai hari ini adalah berkat jasa
teleskop Hubble.
Diluncurkan 1990
Cikal-bakal teleskop Hubble dimulai
pada tahun 1923. Melansir Wikipedia, sejumlah badan antariksa di Bumi, termasuk
NASA, European Space Agency (ESA), dan Space Telescope Science Institute,
merekomendasikan untuk membangun sebuah teleskop angkasa raksasa. Mengingat
harganya yang mahal, yakni senilai 1,5 miliar dollar AS, dana kolektif yang
terkumpul pun memakan waktu hampir lima dekade lamanya.
Sekitar era 1970-an, dana untuk
projek tersebut mulai terlihat. Sempat akan diluncurkan pada tahun 1983,
peluncuran Hubble batal karena isu teknis, kekurangan dana, dan trauma
kecelakaan Challenger yang masih membekas. Akhirnya, projek peluncuran Hubble
sukses dilakukan pada 24 April 1990.
Hari ini, Hubble masih
melayang-layang mengorbiti Bumi setinggi 559 kilometer di atas permukaan laut.
Memakai reflektor (pemantul cahaya) Ritchey-Chretien, teleskop dengan lensa
utama berdiameter 2,4 meter ini mampu menyuguhkan citra objek-objek antariksa
yang jaraknya jauh sekali dari Bumi.
Dengan laju 28.000 kilometer per
jam, Hubble mampu mengelilingi Bumi dalam waktu 97 menit. Energi Hubble berasal
dari dua panel surya yang dapat menyediakan daya 2.800 watt. Daya ini yang
dibutuhkan teleskop berbobot kurang lebih satu ton, atau seukuran satu bus
kota, setiap kali mengorbit.
Sekadar diketahui, jarak galaksi
terjauh yang ditangkap oleh Hubble mencapai 10 miliar tahun cahaya. Jika satu
tahun cahaya setara dengan 9,5 triliun kilometer, sungguh sulit membayangkan
jarak yang berhasil dipantau oleh teleskop Hubble. Sebagai perbandingan saja,
Bulan sebagai benda langit terdekat dengan Bumi, jaraknya sekitar 385 ribu
kilometer dari Bumi.
Roket STS-31
yang membawa Hubble ke luar angkasa pertama kali, 24 April 1990.
23 tahun
Singkat kata, teleskop Hubble telah menjawab pertanyaan manusia yang paling mendasar, yakni tentang pembentukan alam semesta, Tata Surya, Bumi, dan terutama asal usul manusia. Dalam hal pemahaman alam semesta, citra-citra yang ditangkap Hubble memberikan kontribusi yang luar biasa.
Kosmologi yang dulu spekulatif karena tingkat ketidakpastiannya tinggi, di atas 50 persen, kini menjadi sangat terukur dengan tingkat ketidakpastian kurang dari 10 persen.
Menurut Dr Premana W Premadi, peneliti bidang kosmologi, teori, komputasi, dan pengajar Jurusan Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB), teleskop Hubble telah membuat apa yang disebut konstanta Hubble semakin akurat. Konstanta Hubble adalah parameter untuk menghitung laju pengembangan alam semesta.
Setelah dua dasawarsa mengorbit dan mempersembahkan citra-citra luar biasa, Hubble belum bosan melayani manusia untuk memahami isi alam semesta serta gejala-gejala yang terjadi di dalamnya.
Dalam wawancaranya dengan NewScientist baru-baru ini, Malcolm Niedner, peneliti Hubble dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland, mengingatkan bahwa lebih dari separuh perubahan pemahaman manusia tentang semesta berasal dari objek-objek foto Hubble pada kawasan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Pada Desember 2008, Hubble mencatat karya terbesar. Teleskop itu mengirim citra kluster galaksi Abell 85. Berjarak 740 juta tahun cahaya dari Bumi, Abell 85 adalah objek terbesar di alam semesta yang runtuh.
Menginjak usianya ke 23 tahun, Hubble membantu manusia dalam menguak misteri di alam semesta. Begitu juga bagi ilmuwan, khususnya kosmologi dan astronomi, jasanya sangat luar biasa. Berkat kehadirannya, mata manusia kini lebih terbuka untuk menyaksikan gejala-gejala yang terjadi di luar angkasa. Terima kasih, Hubble.
Singkat kata, teleskop Hubble telah menjawab pertanyaan manusia yang paling mendasar, yakni tentang pembentukan alam semesta, Tata Surya, Bumi, dan terutama asal usul manusia. Dalam hal pemahaman alam semesta, citra-citra yang ditangkap Hubble memberikan kontribusi yang luar biasa.
Kosmologi yang dulu spekulatif karena tingkat ketidakpastiannya tinggi, di atas 50 persen, kini menjadi sangat terukur dengan tingkat ketidakpastian kurang dari 10 persen.
Menurut Dr Premana W Premadi, peneliti bidang kosmologi, teori, komputasi, dan pengajar Jurusan Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB), teleskop Hubble telah membuat apa yang disebut konstanta Hubble semakin akurat. Konstanta Hubble adalah parameter untuk menghitung laju pengembangan alam semesta.
Setelah dua dasawarsa mengorbit dan mempersembahkan citra-citra luar biasa, Hubble belum bosan melayani manusia untuk memahami isi alam semesta serta gejala-gejala yang terjadi di dalamnya.
Dalam wawancaranya dengan NewScientist baru-baru ini, Malcolm Niedner, peneliti Hubble dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland, mengingatkan bahwa lebih dari separuh perubahan pemahaman manusia tentang semesta berasal dari objek-objek foto Hubble pada kawasan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Pada Desember 2008, Hubble mencatat karya terbesar. Teleskop itu mengirim citra kluster galaksi Abell 85. Berjarak 740 juta tahun cahaya dari Bumi, Abell 85 adalah objek terbesar di alam semesta yang runtuh.
Menginjak usianya ke 23 tahun, Hubble membantu manusia dalam menguak misteri di alam semesta. Begitu juga bagi ilmuwan, khususnya kosmologi dan astronomi, jasanya sangat luar biasa. Berkat kehadirannya, mata manusia kini lebih terbuka untuk menyaksikan gejala-gejala yang terjadi di luar angkasa. Terima kasih, Hubble.
Sumber : Vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar