Indonesia patut berbangga dengan kreatifitas anak bangsa, TNI
Angkatan Laut kemarin (31/8) resmi meluncurkan kapal patroli rudal
cepat siluman KRI Klewang bernomor lambung 625. Kapal berbahan serat
karbon ini merupakan kapal tercanggih milik TNI AL.
Peluncuran
dilakukan dari galangan kapal PT. Lundin Industry Invest di pantai
Cacalan, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Dari
Mabes TNI AL hadir Wakil Asisten Logistik KSAL Laksamana Pertama
(Laksma) Sayyid Anwar. Dalam peluncuran kapal pesanan Kementerian
Pertahanan RI itu juga dihadiri Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan
Agung Kuswandono. Bupati Abdullah Azwar Anas juga ikut menyaksikan
peluncuran kapal yang diklaim sebagai kapal perang paling inovatif
tersebut.
Kapal
itu didorong menuju laut dengan bantalan beberapa gelender karet
raksasa berisi angin. Proses menggelender kapal itu juga disaksikan
ratusan warga yang memadati pantai Cacalan.
Pengadaan
KRI Klewang menggunakan APBN 2009 yang dilaksanakan Dinas Pengadaan
Mabes TNI AL dan di bangun PT. Lundin Industry Invest Banyuwangi.
Kontrak pengadaan dilakukan pada tahun 2009, sedangkan pekerjaan
konstruksi kapal itu baru dilakukan mulai tahun 2010 lalu.
KRI
Klewang 625 yang bernilai Rp. 114 miliar itu baru rampung sekitar 90
persen. Setelah berhasil diluncurkan di Pantai Cacalan, pekerjaan akhir
akan dilakukan di dermaga Pangkalan TNI AL (Lanal) Banyuwangi. Saat
diluncurkan kemarin, peralatan persenjataan modern kapal itu belum
dipasang.
Laksma
Sayyid Anwar mengungkapkan, KRI Klewang 625 itu merupakan kapal cepat
rudal pertama yang dimiliki TNI AL. Kapal ini tergolong canggih karena
tidak mudah dikenal dan tidak bisa dideteksi oleh radar lawan. "Karena
itu disebut siluman atau stealth," katanya.
Kapal
ini, tidak mudah terdeteksi oleh radar karena tidak menggunakan bahan
baja melainkan menggunakan bahan serat karbon. Tidak semua negara
memiliki kapal jenis ini, hingga saat ini baru Amerika Serikat (AS) dan
Indonesia yang memiliki kapal type trimaran ini. AS hanya memiliki empat
unit kapal dan Indonesia baru memiliki satu unit saja.
"Kapal
cepat rudal ini sudah memiliki pengakuan luar dan dalam negeri," ujar
perwira tinggi TNI AL kelahiran Desa Cantuk, Kecamatan Singojuruh,
Banyuwangi itu. Dia
menambahkan, kapal ini akan dilengkapi dengan empat rudal jenis C.705
dengan jarak tempuh sekitar 120 kilometer. Kapal ini memiliki 27 anak
buah kapal (ABK). "Kemungkinan besar KRI Klewang ini akan ditempatkan di
Armatim," tambahnya. Setelah berhasil diluncurkan, KRI Klewang
melakukan uji berlayar di Selat Bali. Setelah sukses melakukan uji coba, kapal sandar di Dermaga Lanal di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Bentuk
lambung KRI Klewang yang radikal memungkinkan kapal ini dapat menembus
gelombang sehingga dapat meningkatkan stabilitas. Kapal ini dibangun
dengan menggunakan material komposit serat karbon yang memanfaatkan
vacuum infusion process dan resin vinylester. "Metode
ini menghasilkan sebuah struktur yang lebih kuat, tetapi juga memiliki
biaya operasional dan pemeliharaan yang efisen," jelas Andi Luqman
Contract Manager PT. Lundin Banyuwangi.
Arti trimaran sendiri adalah kapal multihull atau berlambung lebih dari satu. Yaitu terdiri dari lambung utama yang disebut VAKA dan dua lambung kecil atau cadik yang menempel di kanan dan kiri lambung utama yang disebut AMAS.
Asal kapal trimaran berasal dari kepulauan Pasifik. Jadi memang desain
kapal perang Trimaran diambil dari perahu bercadik yang banyak dijumpai
di kepulauan Pasifik.
Selama
ini kapal perang konvensional selalu berlambung tunggal atau monohull
yang sulit bila harus berlayar di perairan dangkal dan mudah tenggelam.
Namun tidak dengan desain multihull seperti trimaran.
Kepala
Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul optimistis
KRI Klewang akan menjadi ujung tombak pertahanan laut Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar